IWAN FALS PEDULI LINGKUNGAN
[BERITA] Saat konser, semangat religius penyanyi legendaris Iwan Fals tidak ketinggalan.
Religiusitas dirinya itu bahkan dikaitkan dengan semangat menanam pohon yang belakangan ini banyak diabaikan pemimpin dan rakyat Indonesia.
"Padahal, setiap daun yang tumbuh dari pohon yang ditanam, maka dia akan berdzikir menambah rejeki dan berdoa untuk kita,’’ tutur Iwan kepada pers, di sela-sela konsernya di Kampus Perbanas, Jakarta, Senin (9/5).
Dengan dalil itu, Iwan pun mengajak masyarakat Indonesia untuk menanam pohon, minimal di halaman rumahnya, atau menanam tumbuhan di pot dan diletakkan di sekitar rumah.
Sebab, dari pohon yang ditanam, akan banyak memberikan sumbangan oksigen bagi manusia dan menghindari pemanasan global.
"Jadi, kita wajib menanam pohon buat anak cucu kita, bahkan meski besok mau kiamat pun kita tetap jangan lupa menanam pohon,’’ ucap Iwan.
Terutama, kata Iwan, bagi generasi muda saat ini, karena mereka akan menjadi pemimpin pada masa yang akan datang, dalam 10-15 tahun ke depan.
"Karena itu, sebaiknya menanam pohon juga dimasukkan dalam komponen penilaian oleh kampus,’’ ujarnya.
Dalam konser bertajuk Iwan Fals ke Kampus dengan tema Keseimbangan yang digelar sejak pukul 16.00 WIB di lapangan basket kampus Perbanas itu, Iwan membawakan sejumlah hits miliknya, seperti Coretan di Dinding, Dunia Politik, dan Pesawat Tempur.
Bahkan, pada penampilan selanjutnya, Iwan memberikan kejutan, yakni berduet dengan Syaifuddin Zuhri Aziz alias Azizi, vokalis Blackout.
Iwan-Aziz pun berhasil memukau civitas akademika Perbanas saat membawakan lagu Join Kopi.
Tak hanya lagu-lagu miliknya, Iwan juga mempersembahkan lagu Kesaksian yang didedikasikan untuk almarhum WS Rendra.
Selain menghibur para mahasiswa dan masyarakat umum, penyanyi kelahiran Jakarta, 3 September 1961 itu, juga menyerahkan secara simbolis 2.000 bibit pohon kepada Rektor Institut Perbanas, Prof Marsudi W Kisworo.
"Bibitnya ini saya dapat dari Kementerian Kehutanan,’’ kata Iwan. Rektor Institut Perbanas Prof Marsudi W Kisworo pun mendukung langkah Iwan Fals.
Menurutnya, apa yang disampaikan Iwan agar penanaman pohon dapat dimasukkan ke dalam komponen penilaian, akan ditindaklanjuti untuk dibahas pada kalangan pimpinan perguruan tinggi swasta.
Kalau bisa, akan dijadikan salah satu kegiatan ekstrakurikuler.
"Sedangkan, bibit-bibit pohon 2.000 bibit yang diberikan Iwan Fals ini, nanti kita akan tanam untuk penghijauan di sekitar kampus Institut Perbanas,’’ kata Marsudi. (surce : media indonesia/OL-12) ***
Religiusitas dirinya itu bahkan dikaitkan dengan semangat menanam pohon yang belakangan ini banyak diabaikan pemimpin dan rakyat Indonesia.
"Padahal, setiap daun yang tumbuh dari pohon yang ditanam, maka dia akan berdzikir menambah rejeki dan berdoa untuk kita,’’ tutur Iwan kepada pers, di sela-sela konsernya di Kampus Perbanas, Jakarta, Senin (9/5).
Dengan dalil itu, Iwan pun mengajak masyarakat Indonesia untuk menanam pohon, minimal di halaman rumahnya, atau menanam tumbuhan di pot dan diletakkan di sekitar rumah.
Sebab, dari pohon yang ditanam, akan banyak memberikan sumbangan oksigen bagi manusia dan menghindari pemanasan global.
"Jadi, kita wajib menanam pohon buat anak cucu kita, bahkan meski besok mau kiamat pun kita tetap jangan lupa menanam pohon,’’ ucap Iwan.
Terutama, kata Iwan, bagi generasi muda saat ini, karena mereka akan menjadi pemimpin pada masa yang akan datang, dalam 10-15 tahun ke depan.
"Karena itu, sebaiknya menanam pohon juga dimasukkan dalam komponen penilaian oleh kampus,’’ ujarnya.
Dalam konser bertajuk Iwan Fals ke Kampus dengan tema Keseimbangan yang digelar sejak pukul 16.00 WIB di lapangan basket kampus Perbanas itu, Iwan membawakan sejumlah hits miliknya, seperti Coretan di Dinding, Dunia Politik, dan Pesawat Tempur.
Bahkan, pada penampilan selanjutnya, Iwan memberikan kejutan, yakni berduet dengan Syaifuddin Zuhri Aziz alias Azizi, vokalis Blackout.
Iwan-Aziz pun berhasil memukau civitas akademika Perbanas saat membawakan lagu Join Kopi.
Tak hanya lagu-lagu miliknya, Iwan juga mempersembahkan lagu Kesaksian yang didedikasikan untuk almarhum WS Rendra.
Selain menghibur para mahasiswa dan masyarakat umum, penyanyi kelahiran Jakarta, 3 September 1961 itu, juga menyerahkan secara simbolis 2.000 bibit pohon kepada Rektor Institut Perbanas, Prof Marsudi W Kisworo.
"Bibitnya ini saya dapat dari Kementerian Kehutanan,’’ kata Iwan. Rektor Institut Perbanas Prof Marsudi W Kisworo pun mendukung langkah Iwan Fals.
Menurutnya, apa yang disampaikan Iwan agar penanaman pohon dapat dimasukkan ke dalam komponen penilaian, akan ditindaklanjuti untuk dibahas pada kalangan pimpinan perguruan tinggi swasta.
Kalau bisa, akan dijadikan salah satu kegiatan ekstrakurikuler.
"Sedangkan, bibit-bibit pohon 2.000 bibit yang diberikan Iwan Fals ini, nanti kita akan tanam untuk penghijauan di sekitar kampus Institut Perbanas,’’ kata Marsudi. (surce : media indonesia/OL-12) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Resep Bugar Ala Iwan Fals

Lahir pada 3 September 1961, kini Iwan menapaki usia hampir setengah abad. Sebuah usia yang tidak muda lagi. Tentu saja, mau tidak mau kualitas vokalnya sebagai seorang musisi akan mengalami penurunan.
Lantas bagaimana pecinta olahraga karate ini mensiasatinya? "Sering latihan aja, sering nyanyi, kalau serak biasanya saya pakai jeruk nipis sama kecap dicampur. Minum kencur juga bagus," kata Iwan saat ditemui di Studio Elang Perkasa Film, di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Untuk menjaga aset berharga miliknya itu Iwan memang memilih cara yang sederhana. Hanya jika dalam kondisi memaksa saja ia bersedia minum obat dari dokter. "Kalau memang sudah serak benar mau apa lagi, ya pakai antibiotik, pergi ke dokter," kata Iwan sambil tertawa.
Pria yang pernah menjadi cover majalah Time Asia ini tidak jarang mendapat pertanyaan dari fansnya terkait suaranya yang tidak sekuat dahulu. Tapi tentu saja ia tidak risau karena itu sesuatu yang alamiah.
"Kadang dibilang, 'Wah bang Iwan sudah nggak kuat suara tinggi lagi.' Macam-macam orang-orang ngomongnya. Tapi manggung tetap jalan karena itu kan rezeki, asal ada waktu dan saya bisa istirahat tentu saya ambil," kata Iwan.
Lalu, untuk persoalan menjaga stamina tubuh. Iwan juga punya resep sendiri. Dia rajin karate untuk menjaga kebugaran tubuhnya. "Kan enak bisa keluar keringat, tapi nggak bisa keras lagi," tambah Iwan.
Dalam seminggu, Iwan bisa berkarate sebanyak tiga kali. Selain itu kini ia sudah disiplin memeriksakan diri ke dokter untuk check up kesehatan.
Sejak menginjak usia empat puluh tahun, Iwan sudah mulai rajin menjaga kesehatan. Karenanya, begitu terasa lelah ia tidak ingin memaksakan diri. "Setiap selesai tampil dan lelah, saya selalu istirahat dan tidur secara teratur. Dan tidak lupa makan teratur," ujarnya. [source : VIVAnews] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Kantata Takwa Bangkit Kembali!

Grup yang berhenti di tahun 1997 ini kembali lagi dengan personil lamanya seperti Setiawan Djodi, Sawong Jabo, Iwan Fals, Dodi Katamsi dan Totok Tewel. Namun sayangnya Jockie Suprayogo serta Donny Fattah tak bisa ikut dalam reuni ini.
Kembalinya Kantata Takwa juga diikuti dengan penampilannya yang mana mereka akan menggelar 2 konser sekaligus untuk menyambut hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 25 Maret di TVRI serta 20 Mei di Bandung. Setiawan Djodi menuturkan bahwa rencana ini sudah lama dipersiapkan serta tertunda lama. Dan di penampilannya besok Jumat menurut Djodi sebagai soft launching untuk konser besar mereka.
"Hari ini workshop pertama sekalian sama teman-teman, ada Jabo. Dan Iwan harusnya ada tapi karena lagi umroh. Intinya bersama Dody, Totok Tewel, Pakar, Eddy kita latihan untuk hari Kebangkitan Nasional nanti 20 mei. Ini soft launching semoga bisa launching besar di 20 mei nanti," ujarnya.
Dijumpai di preskon konser kembalinya Kantata Takwa menyambut Hari Kebangkitan Nasional yang digelar di kediaman Setiawan Djody, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (23/3), Djody juga menuturkan berbagai persiapan untuk konser nanti serta bagaimana konsep acaranya.
"Saya akan dialog mengenai Budi Utomo dulu baru soal konser dan saya akan menyanyikan 3 lagu sebagai penutup. Saya berterima kasih untuk semuanya, jadi walaupun kita main di TVRI ternyata responnya banyak dan ternyata ini salah satu bentuk perjuangannya," terangnya.
Alasan pengusaha serta budayawan ini memilih TVRI sebagai stasiun televisi yang menayangkan konsernya, menurutnya karena TVRI bisa dilihat oleh seluruh orang di Indonesia. Bagi Djodi konser ini bukan lah rasa kangennya akan dunia musik, melainkan sebuah rasa konsistensinya.
"Ini lebih pada bentuk perjuangan dan ini konsistensi saya. Saya terakhir bikin lagu itu tahun 1997 dan kemudian saya berhenti dan mulai main lagi di tahun 2003. Di parkir timur dan setelah itu nggak boleh di pakai sama mbak Mega (Megawati)," tukasnya. (source: kapanlagi/kpl/gum/faj)***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals Mendapat Penghargaan Pemerintah

Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Rabu (23/03/2011), di Gedung Kesenian Jakarta mengungkapkan, kesebelas budayawan dan seniman yang akan mendapatkan apresiasi dibagi dua kategori.
Kategori pertama, Anugerah Satyalancana Kebudayaan disematkan pada delapan penerima penghargaan. Sedangkan Anugerah Hadiah Seni disematkan pada tiga penerima lainnya.
Bedanya kedua penghargaan itu? "Satyalencana Kebudayaan tertinggi di bidang seni budaya diberikan langsung oleh presiden. Kalau Anugerah Hadiah Seni dari budpar," papar Wacik.
"Apresiasi ini sudah ada kepresnya," tambahnya. Pemberian Anugerah Satyalancana didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 1959. Anugerah Hadiah Seni didasarkan pada Keputusan Presiden (Kepres) RI No. 23 Tahun 1976. Anugerah Satyalancana yang dimaksudkan diberikan untuk periode 2010. Sedangkan Anugerah Hadiah Seni untuk periode 2011.
Kedelapan budayawan dan seniman penerima Anugerah Satyalancana, 1. Prof. Drs. Darmanto Jatman, SU, seorang filosof dan penyair 2. Koestono (Tony) Koewoyo (alm), seorang komponis yang berkeinginan meredam budaya asing lewat musik 3. Ny. Dewi (alm), seorang koreografer dan penari topeng Losari 4. Hj. Siti Maryam Salahuddin, SH, seorang penulis buku adat daerah Nusa Tenggara Barat 5. Prof. Drs. Jacob Sumardjo, seorang sejarawan teater, esais dan kritikus 6. Iwan Fals, seorang komponis dan penyanyi 7. Emha Ainun Najib, seorang budayawan, penyair, penulis esai dan pertunjukan, dan 8. Prof. Dr. Abdul Hadi WM., seorang budayawan dan komponis.
Selanjutnya, ketiga budayawan dan seniman penerima Anugerah Kebudayaan Hadiah Seni, 1. Elfa Secioria (alm), seorang komponis, pencipta lagu, dan mengorbitkan banyak musisi papan atas Indonesia 2. DR. Sundari Soekotjo, MM, seorang penyanyi keroncong yang kini juga telah bergelar doktor, dan, 3. I Gusti Putu Gede Wedhasmara, seorang pencipta lagu dengan inspirasi budaya budaya Bali.
Saat dimintai tanggapannya Wacik mengungkap, "Bersyukur kreativitas Indonesia luar biasa! Oleh karenanya, negara harus beri apresiasi yang tinggi pada budayawan dan seniman."
Acara penghargaan ini juga bekerjasama dengan Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI). Selain menggelar penyematan oleh Kemenbudpar, peringatan hari musik dan anugerah Nugeraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) oleh PAPPRI, acara juga untuk mengenang Elfa Secioria [source: kompas.com/alm]. ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Penolakan Iwan Fals Terhadap Reaktor Nuklir

Pencipta lagu sekaligus penyanyi yang selama ini kritis dengan tema-tema sosial dan lingkungan, Iwan Fals ikut berkomentar terhadap bahayanya nuklir yang kini mengancam warga Jepang.
"Reaktor Nuklir ternyata tidak kebal Bencana Alam !" tulis Iwan Fals melalui akun twitternya, Sabtu (12/3/2011).
Gempa berkekuatan 8,9 skala richter (SR) di Jepang kemarin, sebenarnya tidak sampai merusak pabrik nuklir di Fukushima. Namun pemerintah Jepang bertindak cepat untuk mengantisipasi kebocoran nuklir, yang dampaknya tak kalah dahsyat dari gempa dan tsunami yang kini telah menewaskan ratusan warga Jepang.
Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa telah terjadi situasi darurat di Tokyo Electrik Power, sebuah reaktor nuklir di Perfektur Fukushima. Tidak kurang 3000 warga sekitar reaktor nuklir telah dievakuasi.
Bicara tentang PLTN, sudah sejak lama Iwan Fals memang menentangnya. Dalam album "Cikal" yang dikeluarkan tahun 1991, Iwan dengan tegas menolak PLTN melalui lagu "Proyek 13". Berikut liriknya:
Proyek 13
Iwan Fals ( Album Cikal 1991 )
Meskipun kurang paham tentang radiasi
Meskipun kurang paham tentang uranium
Meskipun kurang paham tentang plutonium
Ku tahu radioaktif panjang usia
Aku tak tahu sampahnya ada dimana
Aku tak tahu pula cara menyimpannya
Aku tak yakin tentang pengamanannya
Karena kebocoran pun ada di sana
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Aku menolak akal yang tanpa hati
Aku menolak teknologi tanpa kendali
Aku tak mau mengijonkan masa depan
Demi listrik sedikit banyak keruwetan
Sama sekali ku tak anti teknologi
Tapi aku lebih percaya pada hati
Aku tahu listrik penting buat industri
Tapi industri jangan ancam masa depan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Daripada susah payah beli reaktor
Daripada pusing karena sampah nuklir
Daripada malu kepada anak cucu
Aku bergerak menyanyikan kehidupan
Informasi tentang ini harus diberikan
Bahaya dunia maju harus disingkirkan
Rasa gengsi tak perlu diteruskan
Pembangunan PLTN harap hentikan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Apa yang akan terjadi nanti
Untuk listrik banyak memerlukan sumber energi
Pilihanmu pun tentu jadi dicurigai
Sebab di negeri maju reaktor ditutupi
Bukan alasan agar republik ini beli
Aku lebih suka tenaga matahari
Aku lebih suka tenaga panas bumi
Aku lebih suka dengan tenaga angin
Aku lebih suka tenaga arus laut ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Konser Keseimbangan Iwan Fals di Blitar

Meski jumlah penonton di konsernya relatif tidak banyak, Iwan Fals tetap tampil maksimal sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Iwan menyanyikan 17 lagu, diawali dengan lagu dari album terbaru nya, Keseimbangan Alam.
Penyanyi yang ngetop dengan lagu Omar Bakri dan Bento itu menyanyikan lagu-lagu bertema keseimbangan dan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Dia juga melantunkan sejumlah lagu yang membangkitkan emosi penonton.
Iwan Fals tampil bersama bandnya yang beranggotakan Heirri Buchaery (bass,) Totok Tewel (gitar), Deni Kurniawan (drum), dan Edi Daromi (kibor). Adapun Iwan selain menyanyi juga memetik gitar.
Tak ketinggalan, Iwan Fals juga menyanyikan lagu berjudul Jenderal, yang berirama campuran dangdut, dan lagu tentang pahlawan seperti Laksamana Malahayati. Saat menyampaikan ucapan pengantar sebelum menyanyikan Jenderal, Iwan menyindir bahwa para jenderal (polisi) saat ini sedang senang karena perhatian masyarakat tidak lagi tertuju kepada mereka (dalam kasus rekening mencurigakan) setelah munculnya pemberitaan kasus video porno Ariel Peterpan.
“Tapi jenderal yang kami maksud (dalam lagu) itu adalah yang dicintai masyarakat, yang menjadi komando perang,” ucap Iwan Fals.
Dalam konsernya, Iwan Fals tidak lupa membawakan lagu-lagu lama nan legendaris seperti Wakil Rakyat dan Hio, yang mendapat sambutan meriah para penonton dengan teriakan yel-yel. Apalagi, saat melantunkan Wakil Rakyat Iwan Fals diiringi permainan kolaborasi musik ketipung tradisional Kelompok “Blang-Bleng” dari Blitar.
Hal itu membuat penampilan konser Iwan Fals di Kota Blitar semakin terasa lengkap. Dia juga memunculkan jenis iringan musik di luar kebiasaan.
“Sungguh luar biasa konser Iwan Fals ini. Banyak yang baru dalam iringan musiknya, meski lagunya lagu lama,” tutur Arif, penggemar Iwan Fals, di sela keasyikan menonton di PPIP Blitar sekaligus pelataran parkir makam alm Bung Karno itu.
Sejumlah penonton menyayangkan tidak diberinya izin konser Iwan di sejumlah daerah di Jatim. “Mungkin jika pihak berwenang mendengar lagu-lagu yang dibawakan Bang Iwan yang sangat berkaitan erat dengan pelestarian alam, izin konser pasti disetujui,” kata Andi, warga Kota Blitar yang juga fan berat Iwan Fals.
Sekadar mengingatkan, Iwan gagal menggelar konser bertajuk “Panggung Keseimbangan” di beberapa kota di Jatim. Dia terkendala izin kepolisian, yaitu di Jombang, Jumat (2/7) siang, dan Lamongan, Rabu (30/6).
Menurut Ketua Yayasan OI (sebutan untuk perkumpulan penggemar fanatik Iwan) di Jombang yang juga panitia penyelenggara, M Adib, polisi mengaku tidak bisa menjamin keamanan konser Iwan di Jombang. Apalagi, Jombang berdekatan dengan Lamongan dan Mojokerto, yang baru saja menggelar pilbup bermasalah.
Di Lamongan, meskipun gagal manggung, Iwan tetap hadir, Rabu (30/6). Bersama istri, Rosanna, dan sejumlah pengurus yayasan OI, Iwan menanam pohon di Kampus Universitas Islam Lamongan. (Surya, 2/7).
Kepala Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kota Blitar, Minggu (4/7), Kasmiadi, mengatakan, sepinya penonton di Blitar sudah diperkirakan sejak semula. Pasalnya, waktu untuk melakukan publikasi konser Iwan relatif sempit.
“Tapi jumlah penonton yang sedikit ini (justru) membuat kami lega. Karena, apa yang dikhawatirkan banyak pihak dari ajang konser Iwan Fals (muncul kerusuhan, Red) tidak terbukti di Kota Blitar,” katanya.
SELAIN bernyanyi, Iwan juga menanam 6.000 pohon mahoni dalam kegiatan bertajuk “Keseimbangan OI Menanam”. Di sela acara di perbukitan Blitar Selatan ini dia menyatakan berupaya mengingatkan dan menyadarkan semua lapisan masyarakat terhadap pentingnya arti keseimbangan alam.
Menurut Iwan, kondisi hutan di Indonesia yang sangat memprihatinkan harus segera diatasi sejak sekarang tanpa ada kata terlambat. Hal itu, katanya, harus dilandasi oleh niat dan aksi nyata di lapangan; tidak hanya sekadar berteriak-teriak melalui program penyelamatan hutan namun tanpa melaksnakan tindakan.
Iwan menambahkan, langkah menanam juga harus diikuti dengan menyiram atau memelihara. Menurutnya, akan sia-sia jika hanya menanam tanpa melakukan pemeliharaan. (source: amru muiz/SURYA) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals Ekslusif di "Kick Andy" Metro TV, 5 atau 12 Februari 2010

“Saya terus terang berterimakasih kepada Orde Baru karena mereka berjasa ikut melahirkan lagu-lagu seperti `Guru Oemar Bakrie`, `Wakil Rakyat`, `Bento`, `Bongkar` dan sebagainya. Kalau nggak ada Orde Baru, nggak ada yang namanya Iwan Fals. Saya berterimakasih untuk itu. Tapi ini tidak berarti saya setuju dengan segala tindakannya selama berkuasa,” jelas Iwan ketika melakukan proses taping untuk acara Kick Andy di Metro TV pada Rabu (27/1) malam.
Iwan lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa dirinya bahkan termasuk orang yang mengagumi Soeharto. Menurut Iwan, figur Soeharto secara fisik memiliki kemiripan dengan ayah kandungnya yang kerap dipanggil “Pak Harto” jika sedang turun ke lapangan. Kekagumannya yang paling utama terhadap sosok Soeharto adalah kemampuannya bertahan sebagai penguasa. “Kok, dia bisa ya bertahan jadi presiden selama 32 tahun!”
“Anda pernah bertemu langsung dengan Soeharto?” tanya host Andy F. Noya.
“Pernah. Ketika adik saya menikah walinya Pak Harto…”
“Kesan Anda setelah bertemu Pak Harto?”
“Dia senyum-senyum saja, seperti biasa [Tertawa].”
Menanggapi rumor yang kemudian berkembang menjadi mitos tentang kepanjangan judul lagu “Bento” sebagai “Benci Soeharto,” Iwan dengan santai menepis anggapan tersebut. “Saya nggak membenci Soeharto, !@#$%^&* bosen, karena dia terlalu lama menjadi presiden,” ujar Iwan santai yang disambut riuh tawa para penonton Kick Andy di studio.
“`Bento` adalah fenomena keluarga-keluarga muda Jakarta saat itu yang tinggal di real estate. Kalau pun saya menggunakan nama Bento sebenarnya biar nggak sama saja dengan kebanyakan nama pada umumnya. Ternyata belakangan malah ada nama pemain sepakbola dari Timor Timur yang bernama Bento juga [Tertawa],” ujar Iwan Fals.
Mengenai lagu “Bongkar” yang sebenarnya menurutnya bercerita tentang represi tentara Soeharto dalam insiden di Kedung Ombo, Kacapiring dan Way Jepara, Iwan menjelaskan bahwa lirik lagu itu kemudian diubah oleh Sawung Jabo hingga menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Lagu “Bento” dan “Bongkar” akhir tahun lalu ikut terpilih ke dalam “150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa” versi Majalah Rolling Stone Indonesia. Lagu "Bongkar" bahkan menjadi nomor satu di sana.
Pada kenyataannya Iwan Fals adalah salah seorang “korban” penindasan Soeharto. Di tahun 1989 Tur 100 Kota untuk mempromosikan album Mata Dewa miliknya dibatalkan secara sepihak oleh aparat kemananan tanpa alasan yang jelas.
Jauh sebelumnya di tahun 1984, usai turun panggung di Pekanbaru, Riau ia ditangkap polisi dan selama 14 hari menjalani interograsi secara marathon. Melalui lagunya yang berjudul “Mbak Tini” dan “Demokrasi Nasi” (tak pernah masuk ke dalam album) Iwan dituduh menghina kepala negara dan ibu negara di atas panggung. Lirik lagu “Mbak Tini” bercerita tentang seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan bersuamikan Soeharyo.
“Waktu di atas panggung saya ubah namanya jadi Soeharto [Tertawa],” ujarnya seraya menjulurkan lidah.
Akhirnya karena tidak terbukti bersalah Iwan justru diberi marga oleh polisi keturunan Batak yang menginterogasi dirinya selama 14 hari tersebut.
“Marga saya Siahaan,” lagi-lagi sambil tertawa.
Ini merupakan penampilan pertama Iwan Fals dalam program talkshow di televisi. Sebelumnya selama 2 tahun pemandu acara tersebut, Andy F. Noya membujuk Iwan agar bersedia diwawancara namun selalu menolak, bahkan ia sempat memburunya hingga ke kediaman Iwan di Leuwinanggung, Depok.
Episode Kick Andy yang menampilkan Iwan Fals ini rencananya akan ditayangkan antara tanggal 5 atau 12 Februari 2010 pukul 21:30 WIB di Metro TV.
Di kala jeda segmen Iwan juga sempat menyanyikan beberapa lagu seperti “Bongkar,” “Guru Oemar Bakrie,” hingga lagu “Suhu” dari album terbarunya yang akan rilis akhir Februari mendatang, Keseimbangan.
Beberapa momen mengharukan juga hadir ketika Iwan Fals dipertemukan kembali dengan sahabat-sahabatnya dari grup Babadotan sewaktu berkuliah di LPKJ (kini IKJ). Salah satunya adalah dengan Gumgum yang telah berpisah selama 30 tahun lamanya. Juga ketika ia bertemu kembali dengan Engkus, seorang montir mobil sekaligus “manajer pertama” yang memberinya nama beken: Iwan Fals.
Penampilan Iwan di Kick Andy terlihat sangat rileks walau pertanyaan-pertanyaan kritis kerap kali dilontarkan oleh Andy F. Noya. Salah satu pertanyaan yang selama ini seperti menjadi tabu dan semalam ikut ditanyakan adalah:
“Apakah benar Galang meninggal dunia karena overdosis drugs?”
Dan Iwan pun menghela nafas sebelum akhirnya berkomentar…. [source : Wendi Putranto/rollingstone indonesia] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
ALBUM TERBARU IWAN FALS 2010 "KESEIMBANGAN"

Harga : CD Rp 50,000 - Kaset Rp 25,000
(belum termasuk biaya kirim)
IKUTI CARA PEMESANAN:
A. Kirim info pesanan Anda melalui:
1. E-mail: order@iwanfals.co.id
2. SMS: 0813 980 55 110
3. Hotline (jam kerja): 021 845 5329, 0813 980 55 110
4. Facsimile: 021 845 5330
5. Datang langsung ke Tiga Rambu (Ds. Leuwinanggung No. 19 Cimanggis - Depok), hubungi Titin/Eneng
B. Sebutkan:
1. Nama pemesan;
2. Jumlah pesanan;
3. No. telepon yang bisa dihubungi;
4. Alamat pengiriman.
C. Minta KODE PESAN. Tanpa KODE PESAN, pesanan Anda tidak dapat diproses.
D. Lakukan pembayaran TUNAI ketika memesan, atau transfer ke:
PT. TIGA RAMBU
BANK MANDIRI
KK Time Square Cibubur
Rekening no: 129-00-0613314-0
E. Kirim bukti transfer ke fax 021 8455330, sertakan Kode Pesan Anda.
F. Pengiriman:
• Pengiriman pesanan mulai tanggal 22 Februari 2010.
• Pesanan dikirim setelah pembayaran diterima atau bukti transfer diterima.
• Lama pengiriman sesuai jarak kota.
• Biaya pengiriman sesuai harga resmi perusahaan ekspedisi yang ditunjuk oleh PT Tiga Rambu.
INFO LEBIH LANJUT, hubungi:
021 8455329 (jam kerja) | manajemen@iwanfals.co.id
Peminat menjadi distributor/reseller hubungi Titin di 021 8455329 (jam kerja)
-UNTUK SEMENTARA TIDAK DIJUAL DI TOKO CD/KASET-
(source : iwanfals.co.id) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Album Baru Iwan Fals Akan Rilis Tanpa Label

Adalah Ipang (BIP) dan Be3 sore itu menjadi bintang tamu bulanan Iwan Fals yang memang selalu menghadirkan kejutan berupa bintang tamu yang tak diinformasikan terlebih dahulu. Sebelumnya ada Ian Antono, Tere, Tipe-X, Sherina, Peterpan, Dewi Sandra, Glen Fredly, dan Slank yang menjadi bintang tamu konser bulanan.
Sore itu seperti yang dijanjikan memang banyak memberikan kejutan. Kejutan bahwa Iwan Fals sudah bertitel Haji sore itu adalah salah satunya. Saya yang sempat diminta keatas panggung untuk memberikan secara simbolis langsung ke Iwan Fals beberapa piagam dari lagu Iwan Fals yang masuk daftar Rolling Stone 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa melihat sosoknya terlihat sehat dengan rambut tercukur rapi. Iwan juga sempat bercerita sejenak tentang pengalaman naik haji. Termasuk sebelum membawakan lagu ”Adzan Subuh Masih Di Telinga.” Menurut Iwan. “Lagu ini pula yang mendorong saya untuk naik Haji… ketika lihat Ka’bah… wah!”
Lagu ”Besar dan Kecil” yang bercerita tentang perseteruan Buaya vs Cicak yang diciptakan Iwan Fals di tahun 1992, jauh sebelum balada Cicak Vs Buaya di tahun 2009 mengemuka menjadi lagu pembuka konser yang bertema ”Keseimbangan.”
Namun kejutan yang luar biasa tentunya adalah adanya album baru Iwan Fals. Iwan Fals di atas panggung di Leuwinanggung dihadapan sekitar 1000 penggemarnya yang memadati konser bulanan menegaskan bahwa album barunya akan segera dirilis pada 15 Januari 2010. Dan berita besar bagi Industri musik di Indonesia album baru Iwan Fals yang rencananya berjudul Keseimbangan ini hanya dapat dipesan via website Iwan Fals, www.iwanfals.co.id. Inilah kejutan pada musik Indonesia. Iwan Fals meninggalkan zona nyaman sebagai artis. Lepas dari label rekaman besar dan berniat mempromosikan album barunya lewat cara mereka sendiri. Strategi yang sebelumnya sudah ditempuh oleh Slank, Naif, dan Gigi.
Iwan Fals menjelaskan hal tersebut saat mengenalkan jajaran tim dari manajemen Tiga Rambu yang terdiri dari Yos (istri Iwan Fals) , Cikal (anak Iwan Fals), Titin, Kresnowati, dan Silla serta beberapa nama lagi yang tidak bisa disebut satu-persatu. Adalah Kresnowati orang yang selama ini kerap menjadi MC di acara-acara konser Iwan Fals dan termasuk orang lama di OI yang juga memberikan info akan adanya album baru ini.
Kejelasan informasi akan album baru tanpa dirilis oleh label manapun itu itu makin diperkuat saat saya bertemu langsung dengan Yos (istri dan manajer Iwan Fals) ketika Iwan Fals sedang memberikan keterangan pers setelah acara konser bulanan minggu sore itu berakhir. ”Musica label lama dan Falcon Music sebuah label baru mau membantu mengedarkan album baru Iwan Fals ini, namun kami mau mencoba rilis dengan cara kami sendiri dulu,” kata Yos dengan tersenyum penuh makna.
Sore itu di Leuwinanggung memang terlihat sosok Indrawati Widjaja atau akrab disapa Acin datang menyaksikan konser terakhir Iwan Fals di tahun 2009. Bekas bos Iwan Fals tersebut rupanya ingin melihat secara langsung aksi Iwan Fals yang selama ini belum terlaksana karena selalu terbentur masalah jadwal. ”Akhirnya bisa hadir juga ke Leuwinanggung,” katanya. Beberapa undangan termasuk Tere, Alexa, Cholil Efek Rumah Kaca terlihat diantara penonton. ”Doakan saja supaya saya tidak malas rekaman, jadi mulai tangga 15 Januari 2010 sudah bisa bisa dipesan album baru saya,” kata Iwan Fals yang menutup konser bulanan dengan lagu ”Mata Dewa” berkolaborasi dengan Ipang dan Be3. [oleh: Adib Hidayat/source: rollingstone.co.id] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals Sulit Menceritakan Ulang Lagu "Ibu"

iwan falsKepada Tempo dia berkata singkat, "mengarang lagu Ibu mengalir begitu saja," ketika dihubungi di Bogor, Selasa, (22/12).
Dalam ingatannya, sosok Ibu digambarkan layaknya udara. Kasih sayang yang diterima, tak mampu dia balas. Meski berhadapan dengan darah dan nanah, bagi ayah almarhum penyany Galang Rambu Anarki ini, kasih sayang Ibu tak akan pernah sirna hingga kapanpun.
Kini lagu Ibu yang dibuatnya sekitar tahun 1985 itu, telah menjadi ilustrasi perjuangan sosok Ibu di Indonesia. Terlebih ketika menyambut Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember. Banyak kalangan yang menjadikan lagu itu sebagai "lagu kebangsaan" Ibu.
"Saya mengucapkan selamat Hari Ibu bagi ibu-ibu di Indonesia," ujarnya. Ayah dua anak ini menambahkan keberadaan seorang Ibu sepenuhnya mendorong dirinya menjadi lebih berani berbuat sesuatu pada zamannya dulu.
Sudah banyak versi lagu Ibu didaur ulang oleh beberapa musisi. Dia pun sempat mendengarkan langsung lagu itu dibawakan. Namun bagi suami Yos ini, suasana hati dan karakter penyanyi turut mempengaruhi penilaian keseluruhan lagu itu.
"Sosok Ibu sangat dominan memengaruhi kehidupan saya. Ibu telah mewarnai hidup saya," kata pria kelahiran 3 September 1961 ini. (source : tempo interaktif) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
"BONGKAR", LAGU TERBAIK SEPANJANG MASA

Berikut lagu-lagu Iwan Fals yang masuk deretan 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi Rolling Stone :
001 : Bongkar (Swami I)
005 : Guru Oemar Bakrie (Sarjana Muda)
010 : Bento (Swami I)
042 : Yang Terlupakan (Sarjana Muda)
051 : Wakil Rakyat (Wakil Rakyat)
056 : Pesawat Tempur (1910)
065 : Galang Rambu Anarki (Opini)
082 : Kesaksian (Kantata Takwa)
097 : Sarjana Muda (Sarjana Muda)
Di samping menjadi nomor satu, Iwan juga menyumbangkan lagu terbanyak yang bertengger di deratan 150 Lagu Indonesia Terbaik.
Anda penikmat lagu-lagu Iwan Fals, tentu ingin memasukkan lebih banyak lagi lagu-lagu Iwan ke daftar tersebut. Taruhlah misalnya lagu-lagu berkualitas dari album Cikal atau Hijau. Namun, tak hanya soal kualitas, ihwal bobot popularitas dari lagu yang bersangkutan dan dampaknya terhadap masyarakat secara luas, nampaknya juga menjadi satu sisi penilaian. [red] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Album Iwan Fals dalam Deretan Album Terbaik

Ini merupakan salah satu bukti kehandalan dan betapa prestasi yang diraih oleh seorang Iwan Fals sebagai penyanyi tidaklah sembarangan. Dari 150 Album Indonesia Terbaik sepanjang masa, Majalah RSI melalui telaah yang dilakukan, menempatkan 6 album di antaranya merupakan sumbangsih seorang Iwan Fals. (album terbaiknya sendiri dipegang oleh Badai Pasti Berlalu).
Ranking 008 - Album Swami 1 - 1989
Ranking 027 - Album Sarjana Muda - 1981
Ranking 064 - Album Kantata Takwa - 1990
Ranking 067 - Mata Dewa - 1989
Ranking 069 - Orang Gila - 1994
Ranking 090 - Aku Sayang Kamu - 1986
Bagaimanapun telitinya, penilaian memang tak ada dalam ruang hampa. Selalu ada sisi subjektivitas, betapapun kecilnya. Apakah Anda punya pendapat lain tentang album Iwan Fals bagus lainnya yang belum sempat nangkring di tanggal 150 album terbaik itu?
Berikut adalah daftar lengkap 150 Album Indonesia Terbaik. (red) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals: Bukan !@#$%^&* pejabat yang bisa korup, seniman pun bisa khilaf

Acara BMR dengan tajuk “Konser Musik: Kantata Untuk Rendra” dari pukul 20.00 hingga 23.30 WIB. Dihadiri oleh dua sosok legendaris dari grup kenamaan itu, yaitu Sawung Jabo dan Iwan fals. Meskipun grup yang terkenal dengan lirik khas bertemakan kritik sosial itu tidak dalam formasi lengkapnya lagi. Namun, hal itu tidak membuat suasana menjadi sepi, ditambah lagi dengan kemunculan dadakan dari Iwan fals yang semakin membuat suasana semakin riuh.
Salah seorang panitia dan penggagas ide BMR, Herry Dim dalam pembukaannya menuturkan jika acara itu bukanlah persembahan untuk Rendra. “Rendra kini telah pergi dari kita. Tidak ada lagi sesuatu yang ia perlukan kecuali doa dari kita selaku seniman dan keluarganya, yang perlu dilanjutkan oleh kita dari Rendra adalah apa yang dia perjuangkan semasa hidupnya,” tuturnya.
"Rendra telah menyuarakan tentang kebebasan, keadilan, pendidikan yang terjangkau dan kemiskinan yang ada di bangsanya, dan itu tidak akan pernah mati dan berhenti. Kita semua baik seniman ataupun non seniman harus terus memperjuangkan itu,” beber Herry.
Sebelumnya Iwan fals memulai aksinya sendiri dengan memusikalisasi puisi Rendra yang berjudul Gerilya dan Tahanan. “Puisi Gerilya ini pernah dimuat di majalah Siasat tahun 1955, sedangkan Tahanan pernah dimuat di majalah Kisah tahun 1956,” imbuhnya.
“Saya pikir Rendra hanya untuk saya saja, tapi ternyata banyak juga yang mengenang Rendra malam ini. Saya tidak bisa menolak saat diminta hadir mengisi acara malam ini. Bagi saya ini adalah persembahan saya untuk Rendra dan saya bangga bisa hadir di sini, ini adalah mata air di antara ramainya outlet-outlet bisnis yang ada di Bandung,” ujar Iwan yang datang saat hujan lebat menguyur Bandung.
Dalam kesempatan itu Iwan Fals juga meminta izin dan permohonan maaf karena dirinya akan berangkat haji pada tanggal 19 November mendatang. "Bukan pejabat saja yang bisa korup, seniman juga bisa jadi melakukan khilafnya, saya minta maaf yang sebesarnya jika ada keselahan. Kepergian ke tanah suci ini untuk yang kedua kalinya, yang pertam untuk umrah. Awalnya dipaksa oleh keluarga sehingga seperti leher ditarik-tarik. Namun, Klo tidak seperti itu nampaknya kan sulit untuk berangkat," ujar pelantun lagu “Bongkar” itu.
Iwan berseloroh jika saat pertama kali ia ke Mekkah pada tahun 1975 saat masih duduk di bangku SMP, orang banyak yang heran, biasanya kalau orang pulang ke tanah air bawa air zam-zam saya malahan bawa gitar. “Eh, entah percaya atau tidak saya sekarang benar-benar menjadi musisi. Dan saat di sana saya juga berdoa agar menjadi musisi yang menyuarakan kebenaran dan keadilan. Alhamdulillah kini saya masih menyuarakan hal itu,” paparnya.
“Besok, saya di sana akan berdoa untuk masa depan Indonesia,” imbuh Iwan. Setelah Iwan fals bermain, hadir giliran Sawung Jabo. Sawung menyanyikan beberapa lagu yang dipersembahkan khusus untuk Rendra.
Setelah itu, keduanya tampil bersama, lagu yang ditampilkan oleh Kantata yang berisikan beberapa personil tambahan malam itu ialah Paman Doblang, Balada Pengangguran, Hio dan Kesaksian.
“ Aku tak mau kehilangan akal sehat dipikiranku, aku tak mau menyaksikan ada orang yang dihinakan, aku hanya tahu, bahwa orang hidup, agar jangan mengingkari hati nurani,“ salah satu lirik dari syair Hio.
Hari yang semakin malam tidak membuat para penonton untuk keluar dari gedung lebih awal, ditambah lagi suasana konser yang begitu ‘cair’ sehingga tidak ada pembatas antara penonton dan musisi. Suasana riuh ketika suara penonton dan para musisi bercampur ditambah ruang konser yang tidak terlalu luas membuat suasana malam itu menjadi pengap dan hangat. Namun, tidak mengurangi kenikmatan mereka bernyanyi bersama.
Konser musik malam itu, mencapai klimaksnya ketika Iwan dan Sawung menjadi satu diatas panggung dan menyanyikan lagu 'Badut' yang kemudian diikuti oleh sautan dari penonton. Pada konser malam itu hadir pula seniman asal Bandung lainnya seperti Harry Pochank, Mukti Mukti dan Tiwi Sakuhaci yang mencoba memusikalisasi puisi-puisi Rendra.
Sejumlah seniman Bandung, sebelumnya telah menggagas beragam kegiatan untuk mengisi acara BMR ini, dari tanggal 28 Oktober hingga 16 November. Acaranya terdiri dari sepuluh agenda kegiatan seperti diskusi, apresiasi, eksibisi dan konser music yang berkaitan dengan karya-karya Rendra.
Adapula Pameran Senirupa Megatruh Kambuh, Pameran Senirupa "Nyanyian Angsa" yang terinspirasi dari karya-karya puisi Rendra, Pertunjukan Teater “Kisah Perjuangan Suku Naga” dan pemutaran film. Tempat yang akan dijadikan berlangsungnya kegiatan diantaranya yaitu Gedung Indonesia Menggugat, Bale Rumawat Universitas Padjajaran, Universita Parahiyangan, STSI dan Yayasan Pusat Kebudayaan. (cource : Republika/C03) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals: Pohon untuk Kehidupan

"Pita hitam ini tanda kehidupan, tanda jangan menyerah, tetap melawan," kata Iwan Fals usai tampil di aksi sosial acara Greenpeace di Teater Salihara, Jakarta Selatan, Selasa.
Ketika ditanya apakah pita hitam tersebut sebagai tanda dukungan terhadap pimpinan KPK nonaktif Candra M Hamzah dan Bibit S Rianto, Iwan menjawab diplomatis bisa saja dikaitkan dengan hal tersebut.
"Secara teknis bisa saja ke KPK," katanya.
Tetapi Iwan menambahkan bentuk perjuangan tersebut agar dilakukan secara damai.
"Memperjuangkan ketidakadilan dengan damai," katanya.
Mengenai kasus kriminalisasi dua Wakil KPK tersebut, Iwan mengatakan agar hal tersebut diselesaikan di pengadilan saja.
Iwan Fals tampil di Teater Salihara dalam acara aksi sosial untuk pelestarian hutan gambut di Semenanjung Kampar, Riau.
Dalam acara tersebut, Iwan Fals dengan diiringi bandnya tampil menyanyikan empat lagu yang berlirik soal pelestarian lingkungan.
Empat lagu yang dia bawakan yaitu "Robot Bernyawa", "Ini Bukan Mimpi", "Pohon Kehidupan" dan "Siram Tanam".
Pada acara tersebut Iwan Fals lewat manajemennya PT Tiga Rambu memberikan dukungan kepada Greenpeace berupa uang tunai yang diberikan oleh Direktur PT Tiga Rambu, Rosana Listanto kepada perwakilan LSM Jikalahari.
Sedangkan pihak Greenpeace memberikan cenderamata berupa potongan kayu meranti dari hutan Kampar kepada Iwan Fals.
Aksi sosial tersebut merupakan awal dari konser bulanan Iwan Fals dan bandnya untuk bulan November 2009 dengan judul Pohon Kehidupan yang akan digelar ada 14 November 2009 di PanggungKita, Leuwinanggung atau di rumah Iwan Fals. (source : Antara) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals Sapa Bikers TVS Jawa Timur

Beberapa diler TVS di Jatim yang dikunjungi Bang Iwan tersebut yakni Gresik, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Pasuruan, Malang, Blitar, Nganjuk dan Kediri.
Selain mengunjungi diler tersebut, musisi yang kerap kali menyindir pemerintah lewat karya-karyanya itu juga menemui para pemilik motor TVS, pengurus dan anggota komunitas TVS Motor Community (TMC) serta menyapa dan berbincang-bincang langsung dengan para penggemarnya.
"Bahkan pada Sabtu, 24 Oktober 2009, Bang Iwan juga menggelar konser di diler TVS Surabaya tepatnya yang berada di Jl. Ahmad Yani No.36 A," ujar Corporate Communications TVS Nurlida Fatmikasari dalam siaran persnya yang diterima okezone, Senin (26/10/2009).
Bagi yang belum mendapat kesempatan bertatap langsung dengan Iwan Fals, setiap pembeli motor TVS RockZ 125 cc selama bulan Oktober ini juga mendapatkan kesempatan langka, yaitu makan bersama Iwan Fals. Kesempatan ini juga berlangsung di kota-kota yang dikunjungi oleh Iwan tersebut. (sourec : okezone/uky)***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Coretan Sakit Hati Iwan Fals

[BERITA] Rosana Listanto atau akrab disapa mbak Yos, istri sekaligus manajer Iwan Fals menelpon saya untuk memberikan akses jalan masuk ke rumah Iwan Fals yang tidak melalui pintu depan. Namun akses ini lewat sebuah perumahan yang tidak dipasang petunjuk apapun untuk masuk ke lahan parkir lain dari rumah Iwan Fals di Leuwinanggung.
Saat saya tiba suasana sudah ramai, barisan mereka yang mengantri di depan loket mulai menyemut. Seperti biasa, banyak dari mereka yang membuka lapak dan menjual ragam bootleg merchandise Iwan Fals dan menggelar dagangan mereka. Dari mulai kaset bekas, foto asli yang di pigura, serta ratusan desain kaos Iwan Fals bajakan yang dibuat oleh mereka yang memanfaatkan konser yang digelar rutin tiap bulan ini sebagai pemasukan tambahan.
Kali ini tema yang diusung adalah ”Coretan di Dinding”, mengacu pada salah satu judul lagu terkenal Iwan Fals. Sabtu, 17 Oktober 2009 konser bulanan Iwan Fals & Band menghadirkan bintang tamu Tipe-X serta Tere. Tere, vokalis cantik ini baru saja melenggang ke senayan setelah dirinya secara pasti menjadi wakil rakyat dari Partai Demokrat. Konser bulanan Iwan Fals selalu menghadirkan kejutan lewat bintang tamu. ”Harusnya bintang tamu hari ini Naif, tapi mendadak mereka tidak bisa. Gigi yang jauh hari kami ajak juga tidak sesuai jadwalnya,” ujar Yos dalam pesan pendek kepada saya 2 hari sebelum konser pada hari Sabtu, 17 Oktober 2009 ini.
Tresno, vokalis Tipe-X tidak bisa menahan kegugupanya saat saya menjumpainya di belakang rumah Iwan Fals yang merangkap menjadi tempat makan dan berkumpul mereka yang mau tampil di konser bulanan di Leuwinanggung. Tresno boleh saja kenyang dengan ragam fans yang biasa dia temui di konser Tipe-X. Namun bertemu dengan OI (Penggemar Iwan Fals) di rumah Iwan Fals ibarat bertandang ke istana raja tetangga dan bertemu dengan sejumlah pasukan fanatiknya yang siap membela jika sang raja di repotkan oleh ulah tamu yang masih asing bagi mereka.
Totok Tewel menepuk pundak Tresno saat vokalis band yang memelihara jenggot ini bersiap hendak mengambil makan di ruang dalam rumah Iwan Fals. Waktu menunjukkan jam 15.15. Pertanda konser akan segera dimulai. Pihak PT Tiga Rambu, manajemen yang membawahi segala perkara bisnis Iwan Fals makin rapi dalam menyelenggarakan kegiatan bulanan ini. Selain kegiatan bakti sosial yang rutin dilakukan, tim inti yang terdiri dari para wanita hebat Yos, Titin, Kresnowati, Cikal, serta Silla ini juga yang aktif dalam bergerak ke segala penjuru untuk kegiatan bisnis Iwan Fals. Kresnowati membuka konser sore itu dengan memanggil beberapa wakil pemuda yang memiliki prestasi untuk sharing semngat dnegans meua yang hadir. Seperti konser biasanya di Leuwinanngung, suasana tersimak akrab dan bersahaja. Banyak yang membawa anak dan istri. Menggelar tikar di pinggir lapangan dekat panggung sambil membuka bekal mereka. Ini potret ”Libur Kecil Kaum Kusam”, seperti judul lagu Iwan Fals. Dengan tiket seharga Rp 40,000,- mereka bisa bertemu melepas penat dengan bertemu idola. Bertemu penyemangat jiwa. Pemicu semangat untuk berkarya dan berusaha.
Lagu ”Sarjana Muda” menjadi menu pembuka yang langsung menyihir sekitar 1000 penonton yang hadir. Kehilangan Cok Rampal & Sonata membuat peran gitaris pengganti Totok Tewel terasa begitu berpengaruh. Totok Tewel, gitaris band lawas El Pamas dan teman seangkatan Iwan Fals yang kenyang membantu proyek Swami, Kantata Takwa, sampai Dalbo ini tahu betul harus seperti apa musik yang seharusnya menjadi menu bagi Iwan Fals. Posisi diirnya banyak diakui mempengaruhi kinerja komposisi musik IwanFals. Dua hari sebelumnya, Iwan Fals membuktikan itu dalam konser live yang ditayangkan di Tvone dalam rangka pengumpulan dana korban gempa Padang. Malam itu di TVone, Iwan Fals berhasil menjual topi dan gitarnya 150 juta, juga lukisannya yang dibuat selepas Galang Rambu Anarki meninggal seharga 88 juta.
Kresnowati, orang lama yang banyak membantu Iwan Fals dan OI menghampiri saya saat saya duduk berbincang dnegan Yos & Cikal. ”Itu maskot dari pertunjukan-pertunjukan Iwan Fals!” katanya sambil menunjuk seorang lelaki lusuh berkepala botak mirip pengemis dengan kaos sangat butut compang-camping yang sudah tak karuan bentuknya. ”Orang itu selalu ada dimanapun Iwan Fals konser, dan baju lusuh yang dia pakai itu adalah baju almarhum Galang.”
Berturut-turut lagu ”Jangan Bicara”, ”Krisis Pemuda”, dan ”Panggilan Dari Gunung” membahana. Ada protes disana-sini yang terlontar setiap lagu dengan tema politis dan kritis itu menyeruak menjadi paduan suara massal sore itu. Apalagi saat lagu ”Balada Pengangguran” di bawakan. Iwan Fals berorasi lantang cukup lama bagai ketua buruh paling radikal meminta upah kenaikan gaji kepada majikan yang sewenang-wenang.
Entah Iwan Fals sengaja memperpanjang orasinya atau tidak, yang pasti sebelum ”Balada Pengangguran” dibawakan, Walikota Depok, Nurmahmudi Ismail hadir dan duduk dengan senyum khasnya itu di tempat VIP beserta deretan timnya. Pak Walikota !@#$%^&* tersenyum masam saat Iwan Fals berorasi. Apalagi ketika ”Bento” menjadi medley dari nada-nada sakit hati yang dibawakan dengan aransmen musik yang mendekati akar rock. Peran Totok Tewel pastinya ini.
Sebelumnya Tipe-X hadir melakukan kolaborasi dengan Iwan Fals di lagu ”Mawar Hitam”. Saat anthem ska paling kondang se Indonesia ”Sakit Hati” dibawakan mereka para OI mulai hanyut dalam goyang pogo yang lama tak terlihat itu. Tipe-X kemudian melanjutkan sesi mereka dengan membawakan karya Iwan Fals dengan cukup apik, ”Temanku Punya Kawan.”
Tera sore itu kebagian membawakan lagu ”Kesepian Kita”, ”Tersenyumlah”, dan ”katakan Kita Rasakan,”. Tere yang satu jam setelah tampil menelpon ke handphone saya sangat berharap dirinya bisa berbuat sesuatu di wilayah kesenian dengan posisinya sekarang sebagai anggota dewan. Awal yang bagus tentunya, jika Tere bisa mengajak Iwan Fals untuk menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan kepedulian kesenian. Itu tentu luar biasa. Teringat akan komentar dari Makki, bassis Ungu saat terlibat pembicaraan tentang siapa yang layak menjadi lokomotif gerakan musik nasional. Dia menjawab, ”Jika Iwan Fals dan Slank sudah bersatu dan berbuat sesuatu. Gua yakin musisi yang lain akan ikut.” Itu pula kenapa kami di Rolling Stone pernah menjadikan dua mesin politik rock & roll Indonesia itu dalam sebuah cover story.
Konser sore itu diakhiri sebelum magrib tiba dengan berturut-turut lagu monumental seperti ”Paman Doblang”, ”Rajawali”, dan tembang sedih ”B encana Alam.” Konser memang sejak 4 bulan lalu diakhiri lebih cepat, itu memang yang ingin dimaui oleh Iwan Fals & Tiga Rambu. ”Banyak yang protes tetangga kalau kelar acaranya dekat dengan magrib, menggangu ibadah” kata Iwan Fals. Rencananya konser akrab di PanggungKita di Leuwinangung akan dilaksanakan kembali tangga 15 November 2009. {} ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals : Masih banyak bayi yang tidak tahu bapaknya...

"Masih banyak bayi yang tidak tahu bapaknya, orang gila, pengkonsumsi narkoba, hutan yang terbakar. Ini adalah pekerjaan bersama, bukan hanya pemerintahan SBY," kata Iwan usai membuka musyawarah nasional Orang Indonesia (OI) di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Ia berharap, masyarakat sadar bahwa mereka terlibat dan ikut bertanggungjawab menjadikan Indonesia lebih baik.
"SBY hanya sebagai instrumen saja. Tetapi, masyarakat juga harus ikut melakukan pekerjaanya, bukan berdiri masing-masing, supaya Indonesia ke depan lebih baik," tegasnya.
Iwan berharap, baik pemerintah maupun masyarakat berperan aktif membuat bangsa ini menjadi lebih baik.
Iwan hadi dalam acara yang juga dihadiri beberapa pejabat daerah, diantaranya Wali Kota Kediri Samsul Ashar, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, K.H. Imam Yahya Machrus, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf. (source: antara) ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Rahasia Langgeng Iwan Fals - Yos

Mau tahu rahasia langgengnya Iwan Fals dan Ros?
Ikhlas dan bersikap setia adalah salah satu kunci keharmonisan rumah tangga yang sudah dikarunia tiga orang anak ini.
"Menurut saya, Kalau sudah memilih untuk bersama ya harus pilih risiko dan menjalani bersama dan kita harus ikhlas. Apapun itu, kita harus ikhlas. Kalau hasilnya kecil ya harus ikhlas, kalau besar ya harus ikhlas karena itu rejeki kita," tutur Yos yang diamini Iwan saat ditemui di kediamannya di bilangan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (9/10) petang.
Sebagai penyanyi legendaris, tentu saja Iwan banyak dikerumuni penggemarnya, termasuk wanita. Namun baik Yos mau pun Iwan sudah hafal cara mengatasinya.
"Godaannya banyak. Apa lagi kalau ada cewek-cewek cakep. Sama saja, dia (Yos) juga kalau ada cowok-cowok cakep. Nggak itu bercanda," ujar Iwan seraya bercanda.
Sebagai sebuah keluarga, Iwan dan Yos selalu mementingkan kebutuhan keluarga. Keduanya tidak mau tergoda dengan keinginan masing-masing yang malah bisa membuat petaka.
"Ya, makanya kita harus berbuat yang baik-baik aja. Hidup ini !@#$%^&* sementara. Makanya kita harus pilih yang baik, karena kalau dibikin susah kita sendiri yang merasakan. Apalagi dengan umur saya saat ini, ibaratnya tinggal menunggu di panggil, iya nggak?" sambung Iwan. [source : INILAH.COM] ***
Labels: Berita
[Baca Selengkapnya]
Iwan Fals dan Anak

"Saya termasuk ayah yang gagal. Sekarang saya belum tentu benar juga. Saya kesulitan untuk melindungi anak, mencarikan sekolah, dan tempat bermain. Anak itu seperti lempung yang bisa dibengkokkan," kata Iwan Fals saat ditemui di kediamanya di Lewinanggung, Cimanggis, Depok, Selasa (21/7/2009).
Untuk mengekspresikan rasa sayang dengan anak-anak, Iwan pun menggelar konser bulanan untuk mereka. Konser tersebut bertajuk 'Cikal', diambil dari nama anak keduanya, Annisa Cikal Rambu Basae.
Musisi khas dengan rambut putih itu ingin melihat sisi gembira dari seorang anak. "Mereka itu misteri, energinya nggak habis-habis," lanjut Iwan.
Perkembangan anak-anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, namun juga pemerintah. Menurutnya juga, agar Indonesia bisa maju di masa depan, pemerintah harus memperhatikan pendidikan anak sejak dini.
"Pernah anak saya dulu yang peka sekali terhadap musik. Tapi pas masuk sekolah jadi pemalu. Kepekaannya hilang. Pemerintah harus peduli anak kerena mereka juga pernah jadi anak. kalau nggak peduli gila itu!," tegas Iwan.
Apakah kelak Iwan akan menelurkan lagu bertemakan anak-anak? "Anak-anak itu polos dan peniru yang baik. Jadi mereka bisa memilih mau jadi siapa, seperti saya, seperti Dhani, atau seperti SBY?," ayah dari almarhum Galang Rambu Anarki tersebut.
SEKARANG GUA MAU KADIH TAU ALBUM2 YG DI ORBITIN SAMA BANG IWAN
1. Yang Muda Yang Bercanda I – dalam lagu dan baca (1979)
Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.
2. Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)
Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.
3. Canda Dalam Nada (1979)
Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.
Daftar lagu:
Side A: ‘Generasi Frustasi’, ‘Dongeng Tidur’, ‘Imitasi’, ‘Kisah Motorku’ dan ‘Johni Kesiangan’. Side B : ‘Pengamen’ dan ‘Jaman Edan’ dari Tom Slepe juga lagu ‘Pie-Pie’ serta ‘Disco Cangkeling’ dari Pusaka Jaya.
4. Canda Dalam Ronda (1979)
Masih bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.
Daftar lagu :
'Dongeng Tidur', 'Kopral', 'Ambulan Zig-Zag' dan 'Joni Kesiangan'.
5. Perjalanan (1980)
Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma Bob Dylan sangat kental, disini ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor.
Daftar lagu :
'Perjalanan', 'Aku Berjalan', 'Pemborong Jalan', 'Mak', 'Wanita Tiruan', 'Bencana Alam', 'Alasan', 'Inspirasi', 'Gaya Travolta', 'Ibu'
6. Sarjana Muda (1981)
Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak dengan ABC records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini langsung menjadi pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.
Daftar lagu :
‘Sarjana Muda’, ‘Guru Oemar Bakrie’, ‘Bung Hatta’, ‘Doa Pengobral Dosa’, ‘Si Tua Sais Pedati’, ‘Ambulance Zig Zag’, ‘22 Januari’, ‘Puing’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Bangunlah Putra Putri Pertiwi’.
7. Opini (1982)
Melanjutkan sukses album pertama di bawah bendera Musica, album ini juga meraup untung besar. Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’ yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang, juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.
Daftar lagu :
‘Galang Rambu Anarki’, ‘Obat Awet Muda’, ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’, ‘Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi’, ‘Sapuku Sapumu Sapu Sapu’, ‘Opiniku’, ‘Ambisi’, ‘Tak Biru Lagi Lautku’, ‘Tarmijah Dan Problemnya’.
8. Sumbang (1983)
Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini, menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu ‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu “Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama.
Daftar lagu :
‘Sumbang’, ‘Kereta Tiba Pukul Berapa’, ‘Semoga Kau Tak Tuli Tuhan’, ‘Puing’, ‘Jendela Kelas I’, ‘Berikan Pijar Matahari’, ‘Siang Pelataran SD Sebuah Kampung’, ‘Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira’, ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’.
9. Sugali (1984)
Lagu ‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’ yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.
Daftar lagu :
‘Sugali’, ‘Rindu Tebal’, ‘Siang Seberang Istana’, ‘Serdadu’, ‘Nak’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Tolong Dengar Tuhan’, ‘Azan Subuh Masih Ditelinga’.
10. Barang Antik (1984)
Bersama music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena liriknya yang sangat pedas.
Daftar lagu :
‘Barang Antik’, ‘Kumenanti Seorang Kekasih’, ‘Sunatan Masal’, ‘Jangan Bicara’, ‘Asmara Dan Pancaroba’, ‘Tante Lisa’, ‘Salah Siapa’, ‘Nyanyianmu’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Neraka Yang Asyik’.
11. Sore Tugu Pancoran (1985)
Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’ bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.
Daftar lagu :
‘Sore Tugu Pancoran’, ‘Aku Antarkan’, ‘Ujung Aspal Pondok Gede’, ‘Tince Sukarti Binti Machmud’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Angan dan Ingin’, ‘Berapa’, ‘Damai Kami Sepanjang Hari’, ‘Intermezo’, ‘Cik’.
12. (KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)
Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan ‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu ‘Penari Jalanan’.
Daftar lagu :
‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, ‘Senandung Istri Bromocorah’, ‘Kaum Urbanis’, ‘Krisis Pemuda’, ‘Serenade’, ‘Sumbang’, ‘Warijem Dan Tukiman’, ‘Penari Jalanan’, ‘Dua Menit Sepuluh Detik’.
13. Ethiopia (1986)
Diilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera.
Daftar lagu :
‘Ethiopia’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Tikus Tikus Kantor’, ‘14-4-84’, ‘Willy’, ‘Entah’, ‘Kontrasmu Bisu’, ‘Berandal Malam Di Bangku Terminal’, ‘Lonteku’, ‘Bunga Bunga Kumbang Kumbang’.
14. Aku Sayang Kamu (1986)
Album ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio.
Daftar lagu:
‘Aku Sayang Kamu’, ‘Gali Gongli’, ‘Timur Tengah I’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Selamat Tinggal Malam’, ‘Ya Hui Ha He Ha’, ‘Yayaya Oh Ya’, ‘Lho’, ‘Timur Tengah II’, ‘Kota’.
15. Lancar (1987)
Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.
Daftar lagu :
‘Lancar’, ‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’, ‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.
16. Wakil Rakyat (1987)
Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.
Daftar lagu:
‘Mata Indah Bola Pingpong’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Teman Kawanku Punya Teman’, ‘Emak’, ‘Potret Panen Mimpi Wereng’, ‘Diet’, ‘Libur Kecil Kaum Kusam’, ‘Dimana’, ‘Guru Zirah’, ‘PHK’.
17. Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits.
Daftar lagu:
‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Kemesraan’, ‘Nyanyianmu’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Entah’, ‘Aku Antarkan’.
18. 1910 (1988)
Kedekatan Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ menduduki posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.
Daftar lagu:
‘Buku Ini Aku Pinjam’, ‘Ada Lagi Yang Mati’, ‘Ibu’, ‘Mimpi Yang Terbeli’, ‘Balada Orang-Orang Pedalaman’, ‘Nak’, ‘Semoga Saja Kau Benar’, ‘Engkau Tetap Sahabatku’, ‘Pesawat Tempurku’, ‘1910’.
19. Mata Dewa (1989)
Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock – ballads.
Sebenarnya pada album ini sebagian adalah lagu lama yang di aransmen ulang dengan gaya vokal Iwan yang berbeda. Lagu ‘Mata Dewa’ menjadi hits, pada lagu ini Setiawan Djodi ikut menjadi backing vokal, lagu ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, hebat. Lagu lama yang di aransmen ulang adalah ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘PHK’, ‘Bakar (atau Timur Tengah II)’, dikerjakan dengan serius dan bermutu. Lagu lama yang menjadi super hits di album ini adalah lagu ‘Yang Terlupakan’.
Daftar lagu :
‘Mata Dewa’, ‘PHK’, ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, ‘Bakar’, ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Perempuan Malam’, ‘Pinggiran Kota Besar’.
20. SWAMI (1989)
Setelah pelarangan konser 100 kota, Iwan Fals bersama Setiawan Djody dkk membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Album ini meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu. Lagu “Bento” dan “Bongkar” menjadi hitsnya.
Daftar lagu :
‘Bento’, ‘Bongkar’, ‘Badut’, ‘Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang’, ‘Potret’, ‘Bunga Trotoar’, ‘Oh Ya’, ‘Condet’, ‘Perjalanan Waktu’, ‘Cinta’.
21. Kantata Takwa (1990)
Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya.
Daftar lagu:
‘Kantata Takwa’, ‘Kesaksian’, ‘Orang Orang Kalah’, ‘Paman Doblang’, ‘Balada Pengangguran’, ‘Nocturno’, ‘Gelisah’, ‘Rajawali’, ‘Air Mata’, ‘Sang Petualang’.
22. Cikal (1991)
Sukses dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas. Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana, lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa jelas di sini.
Daftar lagu:
‘Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, ‘Proyek 13’, ‘....’.
23. SWAMI II (1991)
Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu yang dinyanyikan Iwan ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Kebaya Merah’, 'Robot Bernyawa', 'Sangkala'.
Daftar lagu :
‘Hio’, ‘Kuda Lumping’, ‘Kebaya Merah’, ‘Robot Bernyawa’, ‘Na Na Na Na’, ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Sangkala’, ‘Koran’, ‘Rog Rog Asem’.
24. Belum Ada Judul (1992)
Album ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual. Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.
Daftar lagu:
‘Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, ‘Coretan Dinding’.
25. Hijau (1992)
Di sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh perkusi, dipayungi bendera Pro Sound.
Daftar lagu :
‘Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.
26. Dalbo (1993)
Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot.
Daftar lagu :
‘Hura Hura Huru Hara’, ‘Kwek Kwek Kwek’, ‘Ini Si Trendy’, ‘Sudrun’, ‘Dunia Binatang’, ‘Hua Ha Ha’, ‘Karena Kau Bunda Kami’, ‘Aku Bosan’, ‘Bidadari Senjakala’, ‘Dalbo’.
27. Orang Gila (1994)
Bersama Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’.
Daftar lagu:
‘Orang Gila’, ‘Awang Awang’, ‘Satu Satu’, ‘Lagu Cinta’, ‘Doa Dalam Sunyi’, ‘Lingkaran Hening’, ‘Puisi Gelap’, ‘Menunggu Ditimbang Malah Muntah’.
28. Anak Wayang (1994)
Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot.
Daftar lagu:
‘Lingkaran Aku Cinta Padamu’, ‘Dihatimu Aku Berlindung’, ‘Anak Wayang’, ‘Nasib Nyamuk’, ‘Jogja’, ‘Telaga Dan Bencana’.
29. Kantata Samsara (1998)
Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah.
Daftar lagu:
‘Samsara’, ‘Nyanyian Preman’, ‘Pangeran Brengsek’, ‘Anak Zaman’, ‘Lagu Buat Penyaksi’, ‘Panji-Panji Demokrasi’, ‘Asmaragama’, ‘Songsonglah’, ‘Langgam Lawu’, ‘Bunga Matahari’, ‘For Green And Peace’.
30. Live Kantata Takwa Samsara ("Peristiwa Senayan")
Pada tanggal 6 Juli 1998 Kantata menggelar konser di Parkir Timur Senayan Jakarta. Sayang konser ini tidak sampai usai karena ada kerusuhan penonton. Album ini merekam secara live konser tersebut.
31. Best Of The Best (2000)
Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album ini Iwan seperti lahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica.
32. Suara Hati (2002)
Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor.
Daftar lagu :
‘Kupu Kupu Hitam Putih’, ‘Hadapi Saja’, ‘Suara Hati’, ‘Untukmu Negeri’, ‘Doa’, ‘15 Juli 1996’, ‘Belalang Tua’, ‘Untuk Para Pengabdi’, ‘Seperti Matahari’, ‘Dendam Damai’, ‘Di Ujung Abad’.
33. In Collaboration With (2003)
Album ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku Bukan Pilihan’ meledak dipasaran.
Daftar lagu:
‘Aku Bukan Pilihan’, ‘Senandung Lirih’, ‘Rinduku’, ‘Hadapi Saja (new version)’, ‘Sesuatu Yang Tertunda’, ‘Sudah Berlalu’, ‘Kupu Kupu Hitam Putih (new version)’, ‘Suara Hati (new version)’, ‘Belalang Tua (new version)’, ‘Ancur’.
34. Manusia Setengah Dewa (2004)
Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik peredaran kaset dan mengganti cover depannya.
Daftar lagu:
‘Asik Nggak Asik’, ‘Manusia Setengah Dewa’, ‘17 Juli 1996’, ‘Dan Orde Paling Baru’, ‘Buktikan’, ‘16 Juli 1996’, ‘Ngeriku’, ‘Matahari Bulan Dan Bintang’, ‘Desa’, ‘Para Tentara’, ‘Mungkin’, ‘Politik Uang’.
35. Iwan Fals In Love (2005)
Album ini muncul ahir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu ‘Izinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu "Rinduku" yang diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama.
36. 50:50 (2007)
Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou.
37. Untukmu Terkasih (2009) -mini album
Mini album ini diterbitkan Juli 2009, berisi dua buah lagu yaitu Untukmu Terkasih dan Merdeka. Untukmu terkasih diterbitkan di bawah bendera Falcon Music.
Lirik lagu "Untukmu Terkasih" digarap Fajar Budiman, yang sebelumnya sempat pula menulis lirik beberapa lagu Iwan Fals. Pesan yang ingin disampaikan: Satu orang mampu setidaknya dapat menolong satu orang yang tidak mampu sehingga problem kemiskinan di negeri kita bisa pula diatasi secara swadaya dengan langkah-langkah nyata. Sedangkan 'Merdeka' ditulis Iwan Fals sendiri, berisi harapan agar negeri tercinta ini segera merdeka dalam makna yang sesungguhnya.
Daftar lagu : "Untukmu Tekasih", "Merdeka"
38. Keseimbangan (2010)
“Keseimbangan” sesuai judul albumnya, menawarkan pilihan yang beragam, mulai dari tema filosofi kehidupan dan kemanusiaan (Suhu, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu), religi/spiritual (Ya Allah Kami, ^O^), lingkungan (Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam), olahraga (Sepakbola), interaksi manusia dengan teknologi (Kuda Cokelatku), tokoh (Jenderal Tua, Malahayati). Pesan yang ingin disampaikan sepertinya: jika kita ingin seimbang dalam hidup kuncinya adalah (1) berpegang kepada Tuhan, (2) selalu peka terhadap kehidupan dan kemanusiaan, (3) peduli dengan lingkungan, (4) tak lupa berolahraga, (5) memanfaatkan teknologi secara bijak, dan (6) senantiasai mengambil hikmah dari para tokoh/kejadian terdahulu.
Dari sisi aransemen yang sepenuhnya digarap Iwan Fals & Band, album “Keseimbangan” menawarkan garapan yang lebih kuat dan berwarna dibanding garapan aransemen Iwan Fals & Band di album “50:50”. Ini sepertinya tak lepas dari masuknya kembali Totok Tewel memperkuat musik Iwan. Kecuali lagu “Ayolah Mulai” dan “Sepakbola” yang punya gaya berturut dan aransemen yang mungkin kurang familiar di telinga pop, aransemen lagu-lagu lainnya bisa masuk ke telinga banyak kalangan. Lagu yang saya rasa paling menonjol baik dari sisi aransemen maupun pesan adalah : “Suhu”, “Ya Allah Kami”, “^O^", “Aku Menyayangimu”, dan “Kuda Cokelatku”.
Point plus lain di album ini adalah cover dan bungkus kaset/CD yang digarap dengan profesional dan menarik oleh Heri hito.com, sangat berbeda dengan album “50:50” yang desain covernya seperti dibuat dengan alakadarnya. Point plus ini semestinya mendorong penikmat musik untuk tidak membeli album bajakan, karena di CD/kaset bajakan tentu tidak akan dibungkus dengan kualitas dan kelengkapan cover CD/kaset orisinal.
Daftar Lagu : Suhu, Ya Allah Kami, Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu, ^O^, Sepakbola, Kuda Cokelatku, Jenderal Tua, Malahayati.
Musisi pendukung: Iwan Fals (gitar akustik), Heirrie Buchaery (bass), Edi Daromi (keyboard), Totok Tewel (gitar), Deni Kurniawan (drum). Backing vocal : seluruh musisi dan Rossana Listanto (pada lagu ^O^). ***
Daftar lagu:
‘Mabuk Cinta’, ‘Masih Bisa Cinta’, ‘Yang Tercinta’, ‘Tak Pernah Terbayangkan’, ‘Apakah Aku Benar - Benar Memiliki Kamu’, ‘Rubah’, ‘KaSaCiMa’, ‘Pulanglah’, ‘Ini Bukan Mimpi’, ‘Ikan-Ikan’, ‘Negara’, ‘Cemburu’.
SINGEL :

Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.
2. Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)

Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.
3. Canda Dalam Nada (1979)

Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.
Daftar lagu:
Side A: ‘Generasi Frustasi’, ‘Dongeng Tidur’, ‘Imitasi’, ‘Kisah Motorku’ dan ‘Johni Kesiangan’. Side B : ‘Pengamen’ dan ‘Jaman Edan’ dari Tom Slepe juga lagu ‘Pie-Pie’ serta ‘Disco Cangkeling’ dari Pusaka Jaya.
4. Canda Dalam Ronda (1979)

Masih bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.
Daftar lagu :
'Dongeng Tidur', 'Kopral', 'Ambulan Zig-Zag' dan 'Joni Kesiangan'.
5. Perjalanan (1980)

Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals, seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma Bob Dylan sangat kental, disini ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi. Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor.
Daftar lagu :
'Perjalanan', 'Aku Berjalan', 'Pemborong Jalan', 'Mak', 'Wanita Tiruan', 'Bencana Alam', 'Alasan', 'Inspirasi', 'Gaya Travolta', 'Ibu'
6. Sarjana Muda (1981)

Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak dengan ABC records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini langsung menjadi pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.
Daftar lagu :
‘Sarjana Muda’, ‘Guru Oemar Bakrie’, ‘Bung Hatta’, ‘Doa Pengobral Dosa’, ‘Si Tua Sais Pedati’, ‘Ambulance Zig Zag’, ‘22 Januari’, ‘Puing’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Bangunlah Putra Putri Pertiwi’.
7. Opini (1982)

Melanjutkan sukses album pertama di bawah bendera Musica, album ini juga meraup untung besar. Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’ yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang, juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.
Daftar lagu :
‘Galang Rambu Anarki’, ‘Obat Awet Muda’, ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’, ‘Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi’, ‘Sapuku Sapumu Sapu Sapu’, ‘Opiniku’, ‘Ambisi’, ‘Tak Biru Lagi Lautku’, ‘Tarmijah Dan Problemnya’.
8. Sumbang (1983)

Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini, menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu ‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu “Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama.
Daftar lagu :
‘Sumbang’, ‘Kereta Tiba Pukul Berapa’, ‘Semoga Kau Tak Tuli Tuhan’, ‘Puing’, ‘Jendela Kelas I’, ‘Berikan Pijar Matahari’, ‘Siang Pelataran SD Sebuah Kampung’, ‘Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira’, ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’.
9. Sugali (1984)

Lagu ‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’ yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.
Daftar lagu :
‘Sugali’, ‘Rindu Tebal’, ‘Siang Seberang Istana’, ‘Serdadu’, ‘Nak’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Tolong Dengar Tuhan’, ‘Azan Subuh Masih Ditelinga’.
10. Barang Antik (1984)

Bersama music director Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals. Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena liriknya yang sangat pedas.
Daftar lagu :
‘Barang Antik’, ‘Kumenanti Seorang Kekasih’, ‘Sunatan Masal’, ‘Jangan Bicara’, ‘Asmara Dan Pancaroba’, ‘Tante Lisa’, ‘Salah Siapa’, ‘Nyanyianmu’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Neraka Yang Asyik’.
11. Sore Tugu Pancoran (1985)

Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’. Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’ bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.
Daftar lagu :
‘Sore Tugu Pancoran’, ‘Aku Antarkan’, ‘Ujung Aspal Pondok Gede’, ‘Tince Sukarti Binti Machmud’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Angan dan Ingin’, ‘Berapa’, ‘Damai Kami Sepanjang Hari’, ‘Intermezo’, ‘Cik’.
12. (KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)

Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan ‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu ‘Penari Jalanan’.
Daftar lagu :
‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, ‘Senandung Istri Bromocorah’, ‘Kaum Urbanis’, ‘Krisis Pemuda’, ‘Serenade’, ‘Sumbang’, ‘Warijem Dan Tukiman’, ‘Penari Jalanan’, ‘Dua Menit Sepuluh Detik’.
13. Ethiopia (1986)

Diilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera.
Daftar lagu :
‘Ethiopia’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Tikus Tikus Kantor’, ‘14-4-84’, ‘Willy’, ‘Entah’, ‘Kontrasmu Bisu’, ‘Berandal Malam Di Bangku Terminal’, ‘Lonteku’, ‘Bunga Bunga Kumbang Kumbang’.
14. Aku Sayang Kamu (1986)

Album ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio.
Daftar lagu:
‘Aku Sayang Kamu’, ‘Gali Gongli’, ‘Timur Tengah I’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Selamat Tinggal Malam’, ‘Ya Hui Ha He Ha’, ‘Yayaya Oh Ya’, ‘Lho’, ‘Timur Tengah II’, ‘Kota’.
15. Lancar (1987)

Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.
Daftar lagu :
‘Lancar’, ‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’, ‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.
16. Wakil Rakyat (1987)

Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.
Daftar lagu:
‘Mata Indah Bola Pingpong’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Teman Kawanku Punya Teman’, ‘Emak’, ‘Potret Panen Mimpi Wereng’, ‘Diet’, ‘Libur Kecil Kaum Kusam’, ‘Dimana’, ‘Guru Zirah’, ‘PHK’.
17. Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)

Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits.
Daftar lagu:
‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Kemesraan’, ‘Nyanyianmu’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Entah’, ‘Aku Antarkan’.
18. 1910 (1988)

Kedekatan Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ menduduki posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.
Daftar lagu:
‘Buku Ini Aku Pinjam’, ‘Ada Lagi Yang Mati’, ‘Ibu’, ‘Mimpi Yang Terbeli’, ‘Balada Orang-Orang Pedalaman’, ‘Nak’, ‘Semoga Saja Kau Benar’, ‘Engkau Tetap Sahabatku’, ‘Pesawat Tempurku’, ‘1910’.
19. Mata Dewa (1989)

Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir. Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock – ballads.
Sebenarnya pada album ini sebagian adalah lagu lama yang di aransmen ulang dengan gaya vokal Iwan yang berbeda. Lagu ‘Mata Dewa’ menjadi hits, pada lagu ini Setiawan Djodi ikut menjadi backing vokal, lagu ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, hebat. Lagu lama yang di aransmen ulang adalah ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘PHK’, ‘Bakar (atau Timur Tengah II)’, dikerjakan dengan serius dan bermutu. Lagu lama yang menjadi super hits di album ini adalah lagu ‘Yang Terlupakan’.
Daftar lagu :
‘Mata Dewa’, ‘PHK’, ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, ‘Bakar’, ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Perempuan Malam’, ‘Pinggiran Kota Besar’.
20. SWAMI (1989)

Setelah pelarangan konser 100 kota, Iwan Fals bersama Setiawan Djody dkk membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Album ini meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu. Lagu “Bento” dan “Bongkar” menjadi hitsnya.
Daftar lagu :
‘Bento’, ‘Bongkar’, ‘Badut’, ‘Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang’, ‘Potret’, ‘Bunga Trotoar’, ‘Oh Ya’, ‘Condet’, ‘Perjalanan Waktu’, ‘Cinta’.
21. Kantata Takwa (1990)

Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya.
Daftar lagu:
‘Kantata Takwa’, ‘Kesaksian’, ‘Orang Orang Kalah’, ‘Paman Doblang’, ‘Balada Pengangguran’, ‘Nocturno’, ‘Gelisah’, ‘Rajawali’, ‘Air Mata’, ‘Sang Petualang’.
22. Cikal (1991)

Sukses dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas. Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana, lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa jelas di sini.
Daftar lagu:
‘Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, ‘Proyek 13’, ‘....’.
23. SWAMI II (1991)

Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Lagu yang dinyanyikan Iwan ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Kebaya Merah’, 'Robot Bernyawa', 'Sangkala'.
Daftar lagu :
‘Hio’, ‘Kuda Lumping’, ‘Kebaya Merah’, ‘Robot Bernyawa’, ‘Na Na Na Na’, ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Sangkala’, ‘Koran’, ‘Rog Rog Asem’.
24. Belum Ada Judul (1992)

Album ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual. Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.
Daftar lagu:
‘Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, ‘Coretan Dinding’.
25. Hijau (1992)

Di sini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam, penuh perkusi, dipayungi bendera Pro Sound.
Daftar lagu :
‘Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.
26. Dalbo (1993)

Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot.
Daftar lagu :
‘Hura Hura Huru Hara’, ‘Kwek Kwek Kwek’, ‘Ini Si Trendy’, ‘Sudrun’, ‘Dunia Binatang’, ‘Hua Ha Ha’, ‘Karena Kau Bunda Kami’, ‘Aku Bosan’, ‘Bidadari Senjakala’, ‘Dalbo’.
27. Orang Gila (1994)

Bersama Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’.
Daftar lagu:
‘Orang Gila’, ‘Awang Awang’, ‘Satu Satu’, ‘Lagu Cinta’, ‘Doa Dalam Sunyi’, ‘Lingkaran Hening’, ‘Puisi Gelap’, ‘Menunggu Ditimbang Malah Muntah’.
28. Anak Wayang (1994)

Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot.
Daftar lagu:
‘Lingkaran Aku Cinta Padamu’, ‘Dihatimu Aku Berlindung’, ‘Anak Wayang’, ‘Nasib Nyamuk’, ‘Jogja’, ‘Telaga Dan Bencana’.
29. Kantata Samsara (1998)

Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah.
Daftar lagu:
‘Samsara’, ‘Nyanyian Preman’, ‘Pangeran Brengsek’, ‘Anak Zaman’, ‘Lagu Buat Penyaksi’, ‘Panji-Panji Demokrasi’, ‘Asmaragama’, ‘Songsonglah’, ‘Langgam Lawu’, ‘Bunga Matahari’, ‘For Green And Peace’.
30. Live Kantata Takwa Samsara ("Peristiwa Senayan")
Pada tanggal 6 Juli 1998 Kantata menggelar konser di Parkir Timur Senayan Jakarta. Sayang konser ini tidak sampai usai karena ada kerusuhan penonton. Album ini merekam secara live konser tersebut.
31. Best Of The Best (2000)

Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Dalam album ini Iwan seperti lahir kembali, gaya vokalnya berubah, namun tetap berbobot. Iwan kembali dipayungi bendera Musica.
32. Suara Hati (2002)

Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh. Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor.
Daftar lagu :
‘Kupu Kupu Hitam Putih’, ‘Hadapi Saja’, ‘Suara Hati’, ‘Untukmu Negeri’, ‘Doa’, ‘15 Juli 1996’, ‘Belalang Tua’, ‘Untuk Para Pengabdi’, ‘Seperti Matahari’, ‘Dendam Damai’, ‘Di Ujung Abad’.
33. In Collaboration With (2003)

Album ini mendapat triple platinum dan mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku Bukan Pilihan’ meledak dipasaran.
Daftar lagu:
‘Aku Bukan Pilihan’, ‘Senandung Lirih’, ‘Rinduku’, ‘Hadapi Saja (new version)’, ‘Sesuatu Yang Tertunda’, ‘Sudah Berlalu’, ‘Kupu Kupu Hitam Putih (new version)’, ‘Suara Hati (new version)’, ‘Belalang Tua (new version)’, ‘Ancur’.
34. Manusia Setengah Dewa (2004)

Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang dimainkan sendiri. Seperti album Belum Ada Judul namun tanpa harmonika. Ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes sekelompok umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Iwan Fals bersama Musica menarik peredaran kaset dan mengganti cover depannya.
Daftar lagu:
‘Asik Nggak Asik’, ‘Manusia Setengah Dewa’, ‘17 Juli 1996’, ‘Dan Orde Paling Baru’, ‘Buktikan’, ‘16 Juli 1996’, ‘Ngeriku’, ‘Matahari Bulan Dan Bintang’, ‘Desa’, ‘Para Tentara’, ‘Mungkin’, ‘Politik Uang’.
35. Iwan Fals In Love (2005)

Album ini muncul ahir tahun 2005, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu ‘Izinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto. Ada pula lagu "Rinduku" yang diaransemen ulang. Selebihnya lagu lama.
36. 50:50 (2007)

Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial. Aransemennya dibantu oleh Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou.
37. Untukmu Terkasih (2009) -mini album

Mini album ini diterbitkan Juli 2009, berisi dua buah lagu yaitu Untukmu Terkasih dan Merdeka. Untukmu terkasih diterbitkan di bawah bendera Falcon Music.
Lirik lagu "Untukmu Terkasih" digarap Fajar Budiman, yang sebelumnya sempat pula menulis lirik beberapa lagu Iwan Fals. Pesan yang ingin disampaikan: Satu orang mampu setidaknya dapat menolong satu orang yang tidak mampu sehingga problem kemiskinan di negeri kita bisa pula diatasi secara swadaya dengan langkah-langkah nyata. Sedangkan 'Merdeka' ditulis Iwan Fals sendiri, berisi harapan agar negeri tercinta ini segera merdeka dalam makna yang sesungguhnya.
Daftar lagu : "Untukmu Tekasih", "Merdeka"
38. Keseimbangan (2010)

“Keseimbangan” sesuai judul albumnya, menawarkan pilihan yang beragam, mulai dari tema filosofi kehidupan dan kemanusiaan (Suhu, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu), religi/spiritual (Ya Allah Kami, ^O^), lingkungan (Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam), olahraga (Sepakbola), interaksi manusia dengan teknologi (Kuda Cokelatku), tokoh (Jenderal Tua, Malahayati). Pesan yang ingin disampaikan sepertinya: jika kita ingin seimbang dalam hidup kuncinya adalah (1) berpegang kepada Tuhan, (2) selalu peka terhadap kehidupan dan kemanusiaan, (3) peduli dengan lingkungan, (4) tak lupa berolahraga, (5) memanfaatkan teknologi secara bijak, dan (6) senantiasai mengambil hikmah dari para tokoh/kejadian terdahulu.
Dari sisi aransemen yang sepenuhnya digarap Iwan Fals & Band, album “Keseimbangan” menawarkan garapan yang lebih kuat dan berwarna dibanding garapan aransemen Iwan Fals & Band di album “50:50”. Ini sepertinya tak lepas dari masuknya kembali Totok Tewel memperkuat musik Iwan. Kecuali lagu “Ayolah Mulai” dan “Sepakbola” yang punya gaya berturut dan aransemen yang mungkin kurang familiar di telinga pop, aransemen lagu-lagu lainnya bisa masuk ke telinga banyak kalangan. Lagu yang saya rasa paling menonjol baik dari sisi aransemen maupun pesan adalah : “Suhu”, “Ya Allah Kami”, “^O^", “Aku Menyayangimu”, dan “Kuda Cokelatku”.
Point plus lain di album ini adalah cover dan bungkus kaset/CD yang digarap dengan profesional dan menarik oleh Heri hito.com, sangat berbeda dengan album “50:50” yang desain covernya seperti dibuat dengan alakadarnya. Point plus ini semestinya mendorong penikmat musik untuk tidak membeli album bajakan, karena di CD/kaset bajakan tentu tidak akan dibungkus dengan kualitas dan kelengkapan cover CD/kaset orisinal.
Daftar Lagu : Suhu, Ya Allah Kami, Hutanku, Pohon untuk Kehidupan, Tanam Siram Tanam, Ayolah Mulai, Aku Menyayangimu, ^O^, Sepakbola, Kuda Cokelatku, Jenderal Tua, Malahayati.
Musisi pendukung: Iwan Fals (gitar akustik), Heirrie Buchaery (bass), Edi Daromi (keyboard), Totok Tewel (gitar), Deni Kurniawan (drum). Backing vocal : seluruh musisi dan Rossana Listanto (pada lagu ^O^). ***
Daftar lagu:
‘Mabuk Cinta’, ‘Masih Bisa Cinta’, ‘Yang Tercinta’, ‘Tak Pernah Terbayangkan’, ‘Apakah Aku Benar - Benar Memiliki Kamu’, ‘Rubah’, ‘KaSaCiMa’, ‘Pulanglah’, ‘Ini Bukan Mimpi’, ‘Ikan-Ikan’, ‘Negara’, ‘Cemburu’.
SINGEL :
- Mata Hati (1995)
Single yang musiknya dikerjakan oleh Ian Antono. Dikemas dalam bentuk album yang dipadu dengan lagu-lagu lama Iwan Fals, pada side B diisi lagu dari pendatang baru yang bernama Bobby Eress. Lagu ini sendiri musiknya cukup sederhana namun liriknya sangat mewah, dan pantas menjadi salah satu single terbaik milik Iwan Fals. - Orang Pinggiran (1995)
Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Merupakan lanjutan kerjasama mereka setelah meluncurkan single Terminal yang sukses dipasaran. Single Orang Pinggiran juga mendapat respon positif di dunia musik Indonesia.
- Lagu Pemanjat – Trahlor (1996)
Single ini dipesan oleh komunitas penggemar panjat tebing, dipakai sebagai lagu wajib komunitas tersebut. Kecintaan Iwan Fals pada alam dianggap dapat mewakili. Dikemas dalam bentuk album yang sederhana, Iwan hanya menyanyikan lagu ‘Lagu Pemanjat’ selebihnya dinyanyikan oleh Cok Rampal dan Harry Suliztiarto.
Daftar lagu:
‘Lagu Pemanjat’, ‘Pada Batu Dalam Diam’, ‘Yang Mana Jalan Ke Situ’, ‘Kudatangkan Tubuhmu’, ‘Lagu Lama Gaungnya Rata’, ‘8,8 mm Dalam Kuasamu’, ‘Iya Memang Kamu’, ‘Cair Lalu Mencari’.
- Terminal (1994)
Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Kabarnya single ini dimunculkan sebagai rasa terima kasih Iwan Fals kepada Franky S yang pernah memberikan lagu Kemesraan untuk dinyanyikan Iwan Fals. Seperti diketahui single Kemesraan menjadi booming setelah dinyanyikan Iwan Fals bersama artis-artis Musica, walaupun sebenarnya lagu ini sudah pernah dibawakan oleh Franky dan Jane juga oleh Iwan Fals bersama Rossana istrinya dan Galang Rambu Anarki (Alm) anaknya tetapi kurang mendapatkan respon pasar. Iwan Fals merasa mempunyai hutang budi sehingga membuat lagu Terminal untuk dinyanyikan bersama Franky S dan musiknya dikerjakan Ian Antono.
- Selancar & Haruskah Pergi (2006)
Pada pertengahan tahun 2006 Iwan Fals berkolaborasi dengan Indra Lesmana, menampilkan dua buah lagu baru dengan sentuhan musik yang berbeda yaitu lagu Haruskah Pergi dan Selancar. Peredaran lagu ini dilakukan secara digital oleh Independent Music Portal (Import). Untuk memilikinya dengan cara membeli melalui SMS yang akan dipotong pulsa Rp.5000,- untuk setiap lagu yang didownload dari website Import. Secara keseluruhan dua lagu baru Iwan Fals ini sangat berkualitas dan berbobot baik materi musik, pengerjaannya juga liriknya.
- Percayalah Kasih (bersama artis Musica)
- Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
- Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica)
- Tragedi
- Banjo & Harmonika
- Celoteh-celoteh
- Celoteh-celoteh 2
- Country
- Tembang Cinta (1990)
- Akustik
- Akustik Ke-2 (1997)
- Salam Reformasi (1998)
- Salam Reformasi 2 (1999)
- Prihatin (2000)
- Indonesia dalam Berita
- Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
- Kekasih (2008) - cameo
- Kantata Takwa (beredar 2008 di Blitz Megaplex)